Thursday, January 14, 2016

We're not scared....we're too tough to be scared...

17 Juli 2009. Bom di JW Marriott merobekkan Jakarta. Merobek Indonesia. Sekali lagi. Setelah sebelumnya tahun 2002 ada bom di Bali.

Saya ingat betul setelah peristiwa bom di Marriott itu saya menulis sebuah note pendek karena jengkel.

Waktu itu, harusnya, Manchester United datang ke Indonesia. Gara-gara bom, hilang sudah kesempatan Indonesia tertera, lagi, di peta dunia. Saya masih ingat perasaan saya waktu itu: sedih, marah. Padahal saya bukan penggemar sepak bola. Tapi yaelah...mau didatangi MU gitu looohhh...bangga dong. Tahu-tahu ada sekelompok orang tolol yang egois yang berpikir tindakan mereka bisa bikin nama mereka nampang di layar berita dan bisa lebih ngetop dibanding MU.

Dini hari di tanggal 18 Juli, Cip minta ijin untuk keluar rumah. Dia lalu nongkrong di Starbucks Thamrin. Lalu dia menulis ini  http://paragraflepas.blogspot.co.id/2009/07/0215-dinihari-starbuck-thamrin-dan-bom.html.

Hari ini, Jakarta dirobek lagi. Ironisnya, kali ini, bom meledak tepat di tempat dimana Cip menuliskan ‘kekagumannya’ pada daya tahan orang Jakarta, yang cuma dalam hitungan beberapa jam, life continued as usual di kafe yang jadi salah satu ikon kemajuan hidup (dan kemapanan, to some extent). Hidup memang penuh kejutan. 

--

Saat kejadian, saya kebetulan sedang berada tidak jauh sebetulnya dari gedung Sarinah. Saya sedang di sebuah kafe di Grand Indonesia. Lalu tiba-tiba, ada berita bertubi-tubi masuk dari berbagai WA group di hape saya.

Awalnya, saya tidak percaya. Lama-lama, membaca setiap berita yang masuk, tangan saya makin dingin. Jantung saya berdebar. Saya ingin menangis kuat-kuat (dan akhirnya saya menulis ini sambil meneteskan berbutir-butir air mata).

Saya tidak takut. Saya sedih. Saya marah. Marah bukan main. Another bomb?, and you think you can cripple us with fear?. Oh Mr. and Ms. (bukan tidak mungkin kan ada perempuan yang terlibat?) Terrorist, think again.

Betul bahwa saya kesal membayangkan apa pula efeknya bom ini pada keadaan ekonomi. Tahun lalu saja bisnis sudah gonjang ganjing. Baru mau mulai optimis, tahu-tahu ada lagi kelompok orang tolol yang pengen ngetop. Yang entah karena ideologi tolol apa mereka pikir tindakan mereka adalah tindakan yang mulia. Bahwa membunuh sekelompok orang yang tidak berdosa itu wajar saja demi mencapai ideologi tolol mereka. 

Terlepas dari kekesalan itu, saya merasakan marah luar biasa pada sekelompok pengecut yang harus mengandalkan diri pada bom dan timah panas untuk menghasilkan rasa takut. Cara paling mudah, memang. Tapi rasanya, itu sebuah bukti bahwa kita memang tidak bisa underestimate kebodohan manusia-manusia tertentu.

Mereka pasti nggak belajar sejarah dengan benar. Sehingga lupa bahwa ini adalah negara yang harus mendapatkan kemerdekaannya melalui bertahun-tahun perjuangan. Entah sudah berapa bom dan timah panas yang harus dihadapi nenek moyang, bahkan kakek dan nenek kita (sampai generasi saya harusnya nenek dan kakeknya masih ikut berjuang dulu). 

Lupa kalau kita pernah survive dengan sangat baik di krisis hebat tahun 1998. Tahun lalu walaupun megap-megap tapi kita juga survive. 

Lupa juga kalau ini adalah negara yang penuh dengan manusia yang cerdas, dan humoris. Yang dengan cepat menghasilkan meme-meme lucu yang bikin orang ketawa walaupun degdegan belum hilang. 




Mungkin ada yang bilang jangan bercanda tentang keadaan seperti ini. Tapi jujur saja, menurut saya, ITU YANG SELALU DAN SELALU DAN LAGI DAN LAGI MENYELAMATKAN INDONESIA!. Potong kuping gue kalo nggak. 

Bayangkan aja kalau orang Indonesia ini pemurung, fatalistis. Matek. Mungkin sembuhnya lama banget dari kejadian-kejadian seperti ini. Tapi nggak, kita memilih untuk tetap ketawa, walaupun tanpa melupakan bahwa ada PR besar di depan nih gara-gara kejadian ini. Tapi sebagian besar dari kita tetap memilih untuk tertawa dan melangkah, secepat itu, dalam hitungan jam. 

--

Saya selalu yakin, good humour, friendship, compassion, yang ada dalam jiwa orang Indonesia, will prevail. Dan akan selalu menyelamatkan kita dari keadaan sekelam apapun. We've proven that, again and again!. 

Itu yang dilihat Cip tanggal 18 Juli 2009 jam 2.15 dini hari, hanya beberapa jam setelah pemboman Marriott. Sebuah kafe yang tetap terisi pengunjung, walaupun para pelayannya bilang turun drastis dibanding biasanya. Tapi tetap, ada yang milih duduk-duduk di kafe dan menikmati dini hari!. Persetan dengan bom dan teroris.

Sekarang ini saya ingin sekali bilang di muka para teroris itu: FUCK YOU!, you don’t scare us!. Kita sudah teruji!. 




#IndonesiaKuat #Indonesiatidaktakut 

(R I R I)

No comments:

Post a Comment

Bayangkan

Saat saya menulis ini, Indonesia sedang mengalami badai kedua (atau bahkan ketiga?), yang mengakibatkan naiknya kasus dan tingkat kematian, ...

Popular Posts